Tampilkan postingan dengan label Teman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teman. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Januari 2021

Si Harimau, Burung Merak, dan Tarsius

 Teman


Guru Belajar Seri Pendidikan Keterampilan Hidup memberikan pembelajaran yang sangat berharga.




Ini adalah cerita tentang tiga teman yang unik: si harimau, burung merak, dan tarsius.

            Si harimau adalah binatang yang paling ditakuti di hutan. Si harimau dikenal sebagai sosok yang selalu mendapatkan apa yang ia mau dengan menakut-nakuti dan mem-bully binatang-binatang yang lain. Hal yang paling disukai oleh si harimau adalah mengendapendap di belakang binatang-binatang saat mereka sedang tertidur, dan MENGAUM dengan kencang! Si harimau memiliki banyak teman, tetapi teman-temannya tidak pernah melawan otoritas atau kepemimpinan si harimau, karena mereka dapat kehilangan semua teman mereka seketika. Ketika si harimau kehilangan kesabarannya, dimana hal ini sering terjadi, teman-teman binatangnya akan lari menuju semak-semak dan bersembunyi. Percayalah, kamu tidak mau berada di dekat harimau yang sedang mengamuk!


        Si tarsius sudah berteman dengan si harimau sejak kecil. Alasan utama mengapa mereka bisa berteman begitu lama adalah karena si tarsius tidak pernah melawan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan milik si harimau. Bahkan, si tarsius tidak terlalu banyak berkata-kata, hanya memilih untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh binatang-binatang yang lain. Si tarsius sering melihat si harimau mem-bully binatang-binatang yang lain, tetapi berpikir bahwa lebih baik untuk diam saja, jangan sampai si harimau kehilangan kesabarannya lagi. Terkadang si tarsius sangat diam, sampai-sampai kamu tidak tahu sebenarnya ia sedang berada di sana! 




            Seperti si harimau, si burung merak juga terkenal di antara binatang-binatang yang lainnya. Si burung merak bangga dengan dirinya dan pencapaiannya. Bulu-bulu indahnya dikagumi oleh seluruh binatang di hutan, terutama si harimau, yang sering merasa iri dengan popularitasnya. Daripada bersikap sombong, si burung merak selalu berusaha untuk mencari keindahan dari binatang-binatang yang lain, termasuk si tarsius (yang, harus diakui, bukan termasuk binatang yang terlihat menarik). Si burung merak selalu bersikap baik terhadap binatang-binatang yang ia temui, tetapi tahu kapan waktu yang tepat untuk membela dirinya sendiri. Suatu hari, si burung merak tidak sengaja mendengar rencana yang dibicarakan oleh si harimau dan teman-temannya untuk menyerang sebuah desa di dekat sana dan memakan semua hasil panennya. Sebenarnya, di hutan terdapat banyak makanan, tetapi si harimau merasa lucu jika para warga desanya diteror olehnya. Si tarsius tidak merasa bahwa itu adalah gagasan yang baik, tetapi ia tentunya tidak akan menyampaikannya kepada si harimau, sehingga, seperti biasa, ia sibuk mengurus dirinya sendiri saja. Si burung merak memutuskan, ‘cukup sudah’! Ia memberitahu si harimau bahwa rencananya bodoh dan tentunya dapat memancing balas dendam dari para warga desa terhadap seluruh binatang di hutan. ‘Beraninya kamu melawan aku!,’ aum si harimau, sambil menerkam si burung merak, merusak bulu-bulu indahnya. Tidak merasa malu terhadap bulu-bulunya yang hilang, si burung merak justru merasa bangga, karena jauh di lubuk hatinya, ia tahu bahwa hal yang ia lakukan benar. Keberanian si burung merak membantu binatang-binatang yang lain berani berbicara tentang perilaku agresif si harimau, termasuk juga si tarsius! Pada akhirnya, si harimau meminta maaf kepada si burung merak dan tidak pernah kehilangan kesabarannya lagi hingga hari ini