Teman
Ini adalah cerita tentang tiga teman yang unik: si harimau, burung merak, dan tarsius.
Si
harimau adalah binatang yang paling ditakuti di hutan. Si harimau dikenal
sebagai sosok yang selalu mendapatkan apa yang ia mau dengan menakut-nakuti dan
mem-bully binatang-binatang yang lain. Hal yang paling disukai oleh si harimau
adalah mengendapendap di belakang binatang-binatang saat mereka sedang
tertidur, dan MENGAUM dengan kencang! Si harimau memiliki banyak teman, tetapi
teman-temannya tidak pernah melawan otoritas atau kepemimpinan si harimau,
karena mereka dapat kehilangan semua teman mereka seketika. Ketika si harimau
kehilangan kesabarannya, dimana hal ini sering terjadi, teman-teman binatangnya
akan lari menuju semak-semak dan bersembunyi. Percayalah, kamu tidak mau berada
di dekat harimau yang sedang mengamuk!
Si tarsius sudah berteman dengan si harimau sejak kecil. Alasan utama mengapa mereka bisa berteman begitu lama adalah karena si tarsius tidak pernah melawan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan milik si harimau. Bahkan, si tarsius tidak terlalu banyak berkata-kata, hanya memilih untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh binatang-binatang yang lain. Si tarsius sering melihat si harimau mem-bully binatang-binatang yang lain, tetapi berpikir bahwa lebih baik untuk diam saja, jangan sampai si harimau kehilangan kesabarannya lagi. Terkadang si tarsius sangat diam, sampai-sampai kamu tidak tahu sebenarnya ia sedang berada di sana!
Seperti si harimau, si burung merak juga terkenal di
antara binatang-binatang yang lainnya. Si burung merak bangga dengan dirinya
dan pencapaiannya. Bulu-bulu indahnya dikagumi oleh seluruh binatang di hutan,
terutama si harimau, yang sering merasa iri dengan popularitasnya. Daripada
bersikap sombong, si burung merak selalu berusaha untuk mencari keindahan dari
binatang-binatang yang lain, termasuk si tarsius (yang, harus diakui, bukan
termasuk binatang yang terlihat menarik). Si burung merak selalu bersikap baik
terhadap binatang-binatang yang ia temui, tetapi tahu kapan waktu yang tepat
untuk membela dirinya sendiri. Suatu hari, si burung merak tidak sengaja mendengar
rencana yang dibicarakan oleh si harimau dan teman-temannya untuk menyerang
sebuah desa di dekat sana dan memakan semua hasil panennya. Sebenarnya, di
hutan terdapat banyak makanan, tetapi si harimau merasa lucu jika para warga
desanya diteror olehnya. Si tarsius tidak merasa bahwa itu adalah gagasan yang
baik, tetapi ia tentunya tidak akan menyampaikannya kepada si harimau,
sehingga, seperti biasa, ia sibuk mengurus dirinya sendiri saja. Si burung
merak memutuskan, ‘cukup sudah’! Ia memberitahu si harimau bahwa rencananya
bodoh dan tentunya dapat memancing balas dendam dari para warga desa terhadap
seluruh binatang di hutan. ‘Beraninya kamu melawan aku!,’ aum si harimau,
sambil menerkam si burung merak, merusak bulu-bulu indahnya. Tidak merasa malu
terhadap bulu-bulunya yang hilang, si burung merak justru merasa bangga, karena
jauh di lubuk hatinya, ia tahu bahwa hal yang ia lakukan benar. Keberanian si
burung merak membantu binatang-binatang yang lain berani berbicara tentang
perilaku agresif si harimau, termasuk juga si tarsius! Pada akhirnya, si
harimau meminta maaf kepada si burung merak dan tidak pernah kehilangan
kesabarannya lagi hingga hari ini