Konsep Gaya Magnet
Magnet berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani.
Magnet terbuat dari logam seperti besi dan baja. Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutu selatan. Kutub-kutub magnet yang senama bila didekatkan akan tolak menolak, sedangkan kutub-kutub magnet yang berbeda nama bila didekatkan akan tarik-menarik. Kutub-kutub ini selalu ada pada setiap magnet walaupun magnet tersebut dipotong menjadi potongan magnet kecil.
Gaya magnet berasal dari adanya interaksi antara kutub-kutub magnet yang ditimbulkan oleh gerakan muatan listrik (elektron) pada benda.
Pada Gambar 6.9a, kutub utara dan kutub selatan partikel elementer magnet pada benda tersebut tersebar secara acak, sehingga benda tidak memiliki sifat magnet. Pada beberapa jenis logam tertentu, seperti besi dan baja, sejumlah magnet elementer apabila diinduksi dapat disusun berbaris pada arah tertentu sehingga benda bersifat sebagai magnet (Gambar 6.9b).
a. Sifat Magnet Bahan
Berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Feromagnetik
Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet termasuk pada kelompok benda feromagnetik, misal besi, baja, kobalt, dan nikel.
2. Paramagnetik.
Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet misal platina dan alumunium.
3. Diamagnetik
Benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet , misal perak, emas, tembaga, dan bismut.
b. Cara Membuat Magnet
1. Menggosok
Besi atau baja dapat dibuat magnet sementara dengan cara menggosok dengan magnet permanen secara berulang-ulang dan searah. Untuk menentukan kutub magnet adalah memperhatikan ujung batang besi atau baja yang pertama kali digosok. Ujung besi atau baja yang pertama kali digosok memiliki kutub yang sama dengan kutub magnet yang menggosoknya.
Gambar 6.14, ujung kutub selatan magnet yang digosokkan dari ujung besi B ke A akan mengubah besi menjadi magnet dengan kutub selatan pada ujung B dan kutub utara pada ujung A.
2. Induksi
Induksi adalah mendekatkan besi atau baja yang akan dibuat menjadi magnet ke magnet permanen.
Gambar 6.15, sifat magnet menunjukkan bahwa magnet akan tarik-menarik jika kutub yang berbeda didekatkan, dan tolakmenolak jika kutub yang sama didekatkan, sehingga ujung B akan menjadi kutub utara dan ujung A akan menjadi kutub selatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ujung besi atau baja yang berdekatan dengan kutub magnet batang akan memiliki kutub yang berlawanan dengan kutub magnet penginduksinya.
3. Elektromagnet
Magnet juga dapat dibuat dengan cara meliliti besi atau baja dengan kawat penghantar yang dialiri arus DC.
Kutub magnet besi atau baja yang terbentuk tergantung pada arah lilitan kawat penghantar. Jika arah arus berlawanan dengan arah jarum jam, maka ujung A besi atau baja tersebut akan menjadi kutub utara dan ujung B akan menjadi kutub selatan. Sebaliknya, jika arah arus searah dengan jarum jam, maka ujung A besi atau baja akan menjadi kutub selatan dan ujung B akan menjadi kutub utara.
Pada Gambar 6.16, dengan pola lilitan tersebut, maka ujung A akan menjadi kutub selatan dan ujung B akan menjadi kutub utara.
c. Penerapan Elektromagnet dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Bel Listrik Sederhana
2. Sakelar
3. Telepon Kabel
d. Cara Menghilangkan Kemagnetan Bahan
Sifat kemagnetan bahan dapat dihilangkan dengan cara :
1. Memukul-mukul
2. Memanskan
3. Meliliti magnet dengan arus bolak-balik atau AC
Manfaat sekali
BalasHapusTerima kasih...masih harus banyak belajar...mohon bimbingannya
BalasHapus